Smart Visa memicu marak-nya wisata medis yang mengancam akan ‘membanjiri’ rumah sakit umum di Thailand | Healthcare Asia Magazine
, Thailand

Smart Visa memicu marak-nya wisata medis yang mengancam akan ‘membanjiri’ rumah sakit umum di Thailand

Sekitar 1,4 juta pasien internasional menerima perawatan medis pada 2012.

Thailand mengalami lonjakan turis medis sejak memperkenalkan smart visa barunya pada 2018 yang memungkinkan pengunjung dari beberapa negara Asia untuk tinggal selama 90 hari, bukan 30 hari.

Dr. Phusit Prakongsai, Senior Advisor on Health Promotion, Ministry of Health Thailand, menyoroti bahwa jumlah wisatawan medis diperkirakan akan melonjak menjadi sekitar 40 juta pada tahun 2019, dan sebagai hasilnya telah menekan pemerintah untuk menemukan cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan biaya di sektor kesehatan publik dan swasta serta tetap memastikan pemberian layanan kesehatan yang berkualitas kepada semua pasien.

“Kami memiliki banyak perdebatan tentang wisata medis, terutama tentang kebijakan pemerintah terkait medis. Dari sudut pandang Ministry of Finance, mereka akan mencoba menetapkan harga patokan dan menstabilkan biaya, tetapi dari sudut pandang Ministry of Public Health, kami memiliki masalah keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur,” kata Dr. Prakongsai. “Rumah sakit umum seperti King Chulalongkorn Memorial Hospital Bangkok sangat padat dengan pasien.”

Bagian dari rencana strategis pemerintah untuk menjadi pusat medis global melibatkan pelonggaran pembatasan visa dan pembuatan smart visa. Perpanjangan visa dari 30 hari menjadi 90 hari untuk warga negara China bersama dengan Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam meningkatkan pilihan perawatan mengingat durasi yang lebih lama, sementara ‘smart visa’ mengizinkan profesional asing dalam 12 kategori, termasuk satu untuk ‘affluent, medical and wellness tourism’, untuk tinggal di negara itu hingga empat tahun tanpa perlu izin kerja.

Sebuah laporan mencatat bahwa pada tahun 2011, 500.000 dari 19 juta pengunjung yang datang ke Thailand melakukan perjalanan khusus untuk perawatan medis, sedangkan dari 10,2 juta turis yang mengunjungi Singapura setiap tahun, hanya 200.000 yang pergi untuk mendapatkan perawatan medis. Sekitar 1,4 juta pasien internasional menerima perawatan medis pada 2012 dan jumlahnya meningkat setiap tahun. Medical Tourism Index 2016 secara terpisah mencatat bahwa setiap tahun, jumlah wisatawan medis yang mengunjungi Thailand melonjak menjadi 25 juta.

Sebuah laporan berita dari Agustus 2018 mengungkapkan bahwa Vachira Phuket Hospital di Phuket Town, rumah sakit pemerintah utama di pulau itu, akan mulai menolak untuk merawat pasien rawat inap yang tidak kritis kecuali mereka dirujuk oleh spesialis medis mulai 1 Oktober karena kekurangan tempat tidur. Sebuah pemberitahuan melalui situs web rumah sakit mencatat bahwa karena kekurangan tempat tidur, sering ada kasus di mana pasien harus dipindahkan ke Surat Thani Hospital atau bahkan Maharat Nakhon Si Thammarat Hospital di provinsi Nakorn Sri Thammarat.

Dr. Prakongsai lebih lanjut menyoroti betapa pentingnya menekan biaya, mengingat bagaimana pemerintah terkadang menerima keluhan dari pasien internasional tentang tagihan rumah sakit yang besar. “Peran kami adalah untuk mencoba berkomunikasi dan mengontrol, dari jarak tertentu, kualitas dan harga layanan, tetapi kami tidak mencoba untuk bersaing dengan sektor swasta karena peran dan tanggung jawab kami agak berbeda - kami terutama bertanggung jawab untuk warga negara Thailand.”

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

KFSHRC Saudi bertumpu pada inovasi untuk mentransformasi layanan kesehatan

Rumah sakit ini mempercepat adopsi teknologi baru untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global di bidang kedokteran.

Angkor Hospital merencanakan pusat trauma untuk anak-anak

Fasilitas ini akan memiliki ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, dan bangsal bedah.

Bali International Hospital dan HK Asia Medical mendirikan pusat jantung baru

Fasilitas ini akan menawarkan diagnostik, operasi invasif minimal, dan perawatan pasca operasi.

Pasar pencitraan medis Indonesia diproyeksikan tumbuh 6,12% CAGR hingga 2030

Salah satu pendorong utama adalah peningkatan inisiatif yang dipimpin pemerintah.

Rumah Sakit Pusat Kamboja beralih ke adopsi teknologi untuk meningkatkan layanan jantung

Salah satu teknologi kunci mereka adalah mesin ECMO untuk mendukung hidup yang berkepanjangan dalam kondisi kritis.

Ekspor farmasi Indonesia diperkirakan tumbuh 7,7% CAGR hingga 2028

Berkat upaya pemerintah dan aturan investasi baru untuk meningkatkan produksi domestik.

Jepang dan Indonesia tandatangani MoU untuk pelatihan perawat dan pekerja perawatan

Kemitraan ini bertujuan membimbing tenaga kesehatan Indonesia agar memenuhi standar tenaga kerja profesional Jepang.

Pusat gigi nasional Singapura berada di garda terdepan layanan gigi digital

Teknologi pemindaian intraoralnya menggantikan metode pencetakan gigi tradisional.

Inovasi medis global dan solusi berbasis AI menjadi sorotan

Medical Taiwan 2024 menghadirkan 280 peserta dari 10 negara dan mendorong integrasi teknologi dalam layanan kesehatan.