Rumah sakit Thailand meningkatkan perawatan IVF untuk menarik lebih banyak wisatawan asal Cina | Healthcare Asia Magazine
, Thailand
1846 views
/Unsplash

Rumah sakit Thailand meningkatkan perawatan IVF untuk menarik lebih banyak wisatawan asal Cina

Mempekerjakan lebih banyak dokter, menawarkan penginapan hotel, dan paket kesehatan merupakan cara untuk meningkatkan wisata medis.

Bahkan jika Cina bukan wisatawan medis yang dominan di Thailand, analis memperkirakan rumah sakit di Thailand  masih akan tersenyum atas margin positif dari permintaan wisatawan Cina di pasar fertilisasi in vitro (IVF)  yang kian meningkat. Apa alasannya? Akhir dari kebijakan satu anak Cina yang  berdampak pada angka kelahiran di negara itu.

Waritthorn Kaewmuang, equity research analyst di UOB Kay Hian Securities Thailand, mengatakan beberapa pemuda di Cina mungkin tidak ingin memiliki anak karena pendapatan rendah yang dapat menyebabkan ketergantungan yang lebih tinggi pada perawatan IVF di luar negeri.

Populasi di Cina turun untuk pertama kalinya dalam enam dekade. Pada 2022, menurut data pemerintah, ada sekitar 6,77 kelahiran per 1.000 penduduk di Cina, turun dari 7,52 kelahiran pada 2021.

Kaewmuang mengatakan perawatan IVF Thailand juga menarik bagi wisatawan asal Cina karena tingkat keberhasilannya yang di atas rata-rata sebesar 48%.

Faktor lain mengapa Thailand menarik untuk perawatan IVF adalah karena lebih dari 50% lebih murah dibandingkan dengan biaya di Cina, kata Shin Thant Aung, Direktur YCP Solidiance Thailand. Dia menambahkan bahwa ini bisa menjadi keuntungan karena IVF biasanya tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan.

“Misalnya, perawatan IVF China sekitar $10.000. Tapi di Thailand, Anda akan mendapatkannya dengan harga $3.000,” kata Aung.

Kebijakan Cina untuk perawatan IVF juga ketat dalam hal gender, itulah sebabnya beberapa wisatawan medis pergi ke Thailand untuk mendapatkan perawatan kesuburan mereka, kata Aung. Dalam sebuah artikel berita, disebutkan bahwa Beijing melarang akses ke IVF untuk wanita lajang atau mereka yang  belum menikah.

Kedekatan juga menjadi faktor lain mengapa Thailand menarik. Thailand lebih dekat ke Cina dibandingkan dengan negara lain yang menawarkan perawatan IVF. Jarak antara Cina dan Thailand adalah 1.391 mil jika Anda bepergian dengan pesawat dibandingkan dengan jarak antara daratan dan Turki, salah satu negara yang paling disukai untuk perawatan IVF, pada jarak 3.706 mil.

“Jarak antara Cina dan Thailand lebih dekat dibandingkan dengan Turki. Jika membandingkan jarak, biaya penerbangan, dan juga biaya operasi rata-rata, yaitu sekitar setengahnya dibandingkan sebagian besar negara. Ini adalah salah satu alasan mengapa Cina tampaknya diuntungkan,” kata Kaewmuang dalam wawancara dengan Healthcare Asia baru-baru ini.

Pada 2022, pasar sumber utama di Thailand adalah dari Malaysia, India, dan Singapura. Pemerintah Thailand memperkirakan akan menerima 30 juta wisatawan tahun ini dari proyeksi awal yairu di 28 juta wisatawan. Sekitar tujuh juta hingga delapan juta dari mereka kemungkinan besar berasal dari Cina.

Minimnya jumlah tenaga kesehatan khusus

Tantangan bagi pasar perawatan IVF Thailand adalah jumlah dokter yang tidak memadai dibandingkan dengan Turki, kata Kaewmuang. Sebagai perbandingan, laporan Bank Dunia 2020 menunjukkan bahwa Thailand memiliki lebih dari 0,9 dokter untuk setiap 1.000 orang, sementara di Turki, rasionya adalah 1,9 per 1.000 penduduk.

Kasem Prunratanamamala, head of research CGS-CIMB Thailand, mengatakan ada kebutuhan untuk mengatasi rendahnya pasokan dokter subspesialisasi, seperti profesional di bidang IVF.

“Dengan lebih banyak dokter [dan] peralatan yang lebih baik, memungkinkan Thailand berkembang lebih jauh di berbagai bidang subspesialisasi, yang pada gilirannya akan menarik lebih banyak pasien internasional,” saran Prunratanamamala ketika ditanya bagaimana pasar dapat mengatasi kekurangan dokter subspesialisasi.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menawarkan gaji yang kompetitif atau lebih tinggi bagi dokter yang melakukan pembedahan untuk bidang subspesialisasi.

“Gaji yang lebih tinggi dapat memaksa tenaga kesehatan  dan dokter baru untuk pergi ke [Turki] daripada [Thailand],” kata Kaewmuang.

Prunratanamamala mengatakan Bumrungrad International Hospital dan Bangkok Dusit Medical Services (BDMS) adalah beberapa rumah sakit yang akan mendapat manfaat dari pembukaan kembali dan permintaan perawatan IVF dari wisatawan medis Cina.

Saat dianalisis, Aung mengatakan rumah sakit ini memiliki margin keuntungan yang tinggi, dengan Bumrungrad memiliki margin keuntungan 38% pada 2021 sementara BDMS memiliki margin keuntungan kotor lebih dari 30%. Bumrungrad, salah satu rumah sakit termahal dan populer, menampung banyak pasien asal Cina.

Bumrungrad memiliki pusat fertilitas yang memiliki tim lebih dari 20 spesialis dan personel yang dapat memberikan konseling bagi pasangan yang memiliki masalah infertilitas. Biaya paket skrining kesuburan bergantung pada perawatannya, tetapi berkisar dari THB9.600 ($280) hingga THB17.000 ($496).

Menarik wisatawan dari Cina

Strategi pertama untuk menarik wisatawan Cina, kata Prunratanamamala, adalah menerapkan paket visa dan menawarkan layanan hotel, terutama di masa kebangkitan ekonomi di Cina.

Dalam laporan berita, pemerintah Thailand mengatakan akan mulai mengeluarkan visa satu tahun bagi orang yang mencari perawatan medis. Ini menyetujui langkah yang mengusulkan untuk menurunkan harga visa menjadi THB5.000 (US$145) dari THB6.000 (US$174).

Ketika ditanya apakah akan ada keunggulan kompetitif dengan menawarkan diskon, Prunratanamamala mengatakan wisatawan Cina “tidak sensitif terhadap harga” untuk perawatan IVF, asalkan tingkat keberhasilannya tinggi.

“Kalau banyak diskon, tapi perawatannya gagal maka pasien kehilangan uang," katanya.

Strategi lainnya adalah dengan memanfaatkan segmen kesehatan. Itu bisa menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke pasar, menurut Kaewmuang.

Pada 2017, Thailand National Statistic Office mengatakan jumlah wisatawan yang mengunjungi pasar untuk kesehatan dan kebugaran sekitar 3,3 juta orang. Saat itu, kementerian telah mempromosikan kesehatan dan layanan medis secara global termasuk layanan regeneratif, pengobatan alternatif, ilmu kardio, muskuloskeletal, layanan gigi, IVF, pengobatan kanker, operasi, perawatan mata, dan pengobatan presisi.

Contoh paket kesehatan adalah klinik VitaLife Bumrungrad, yang telah melayani wisatawan di lebih dari 150 pasar. Klinik itu memiliki layanan kecantikan untuk mengatasi masalah seperti psoriasis, rambut rontok, dan jerawat.

Strategi selanjutnya untuk meningkatkan pasar wisata medis adalah kerja sama rumah sakit dengan Ping An Health Insurance di Cina, kata Kaewmuang.

BDMS adalah salah satu rumah sakit yang menandatangani perjanjian dengan Ping An Health Insurance pada  2020. Tujuan kemitraan adalah untuk merayu sekitar 1.000 hingga 4.000 pasien Cina setiap tahun dalam upaya menghasilkan pendapatan dari THB1b hingga THB2b.

Strategi lain untuk berbuat lebih banyak untuk pariwisata medis Thailand adalah rumah sakit, terutama yang besar, untuk berinvestasi dalam pelatihan bahasa dan budaya sehingga petugas kesehatan dapat berkomunikasi lebih baik dengan pasien Cina, kata Aung.

“Sebagian besar pasien mengeluh bahwa terjemahan di rumah sakit tidak terlalu dapat diandalkan, atau mereka menginginkan terjemahan yang lebih baik antara dokter dan juga diri mereka sendiri,” katanya.

Pemeriksaan medis lebih murah

Selain perawatan IVF, perawatan kesehatan Thailand juga menarik karena pemeriksaan kesehatannya yang murah tetapi mereka tidak mengambil jalan pintas ketika menawarkan layanan kesehatan terbaik.

Prunratanamamala mengatakan biaya pengobatan tergantung pada usia, jenis, dan jumlah tes yang akan dijalankan rumah sakit. Misalnya, seorang pria berusia 50 tahun dapat membayar THB50.000 (US$1.457) hingga THB80.000 (US$2.331) untuk pemeriksaan kesehatan.

Mengenai harga yang lebih murah, Aung mengatakan pemeriksaan di Thailand 50% lebih murah dibandingkan dengan Singapura. Tetapi membandingkan harga dengan AS dan Eropa, Thailand mengenakan biaya 10 kali lebih murah untuk pemeriksaan kesehatan.

Alasan lain terbang ke Thailand untuk layanan rumah sakit adalah waktu penyelesaian yang lebih cepat, kata Aung. Misalnya, ketika seseorang dirawat di Thailand, itu hanya akan memakan waktu maksimal tiga hari karena penerapan teknologi canggih, katanya.

Secara angka, lebih dari setengah (53%) wisatawan medis Cina di Thailand pergi untuk pemeriksaan; 8% dari mereka mencari pengobatan kanker; 7,5% untuk perawatan ortopedi, dan 4,5% masuk untuk perlindungan arteri koroner, kata Aung.

Kompetisi wisata medis

Thailand bukan satu-satunya pasar yang berjuang untuk meningkatkan ekonominya melalui pariwisata medis. Tetangganya, Malaysia dan India, dengan kedekatannya dengan Cina, menghadirkan persaingan yang ketat.

“India bisa menjadi pesaing yang cukup besar karena teknologinya yang canggih,” kata Kaewmuang.

Data ResearchAndMarkets.com menunjukkan bahwa pasar wisata medis India diproyeksikan menghasilkan US$35,12 miliar pada 2027 dari US$5,63 miliar pada 2021, karena kedatangan wisatawan medis global pada  2027.

Sebuah laporan Fact.MR menunjukkan bahwa pasar Pariwisata Medis Malaysia terlihat tumbuh pada tingkat tahunan gabungan sebesar 4,5% antara 2021 dan 2028. Pasar diperkirakan akan mencapai US$ 5,1 miliar pada akhir 2028 dari US$1,2 miliar pada  2020. Namun, permintaan wisata medis Malaysia diperkirakan akan meningkat selama periode perkiraan ini.

Membandingkan harga pemeriksaan, Aung mengatakan pemeriksaan kesehatan India jauh lebih terjangkau daripada layanan Thailand.

Pesaing besar lainnya untuk Thailand adalah Singapura karena menyediakan layanan kesehatan yang “berkualitas lebih baik”.

Membandingkan harga pemeriksaan, Aung mengatakan pemeriksaan kesehatan India jauh lebih terjangkau daripada layanan Thailand.

Pesaing besar lainnya untuk Thailand adalah Singapura karena menyediakan layanan kesehatan yang “berkualitas lebih baik”.

Dalam studi National Library of Medicine 2014, Thailand dan Singapura masing-masing memiliki 13 rumah sakit yang diakreditasi oleh Joint Commission International (JCI), sebuah standar kualitas perawatan kesehatan internasional untuk perawatan pasien. Dalam tiga tahun terakhir, 17 lebih fasilitas Thailand menerima dukungan, dibandingkan dengan sembilan fasilitas kesehatan Singapura.

Solusi perlindungan global, sebuah program yang didedikasikan untuk perjalanan medis, mengutip Thailand, India, Singapura, dan Korea Selatan sebagai tujuan wisata medis teratas di Asia pada  2021.

Sebuah penelitian KPMG juga menyebut Thailand sebagai negara keenam untuk perjalanan medis secara global. Penelitian tersebut mengatakan perawatan medis di pasar lain berkembang pesat karena anonimitas. Dengan anonimitas, individu dapat melakukan perjalanan untuk perawatan kesehatan dan menghindari pertanyaan dari teman dan kerabat mereka tentang detail perawatan.

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

The Medical City membuka jalan bagi integrasi AI dalam layanan kesehatan lokal dan penelitian dengan Lunit

AI telah diintegrasikan ke dalam layanan mamografi dan rontgen dada di jaringan rumah sakit ini.

RUU data kesehatan Singapura mewajibkan pengaturan pemberian informasi

Untuk memastikan pengungkapan dan pemberian data, Kementerian Kesehatan dapat memberlakukan denda hingga $1 juta atas ketidakpatuhan.

Implantologi Digital, Jalan Dentway untuk pendarahan minimal dari operasi implan gigi

Rumah sakit gigi Taiwan menjamin pemulihan penuh dari prosedur tanpa jahitan dalam waktu seminggu atau dua minggu, bahkan untuk penderita diabetes.

China Medical University Hospital mengembangkan sistem AI yang telah menyelamatkan nyawa sebanyak 30% pasien

Salah satu platform AI mereka  adalah sistem triase yang dapat mengidentifikasi serangan jantung dalam waktu hampir 40 detik.

Rumah sakit TMU memperoleh kemajuan dengan DeepBrain-Cognito untuk mendeteksi risiko demensia secara dini

Sistem Layanan Kesehatan TMU mendefinisikan ulang rumah sakit pintar dengan perangkat lunak dan  terobosan AI.

Rumah sakit KMU mengadopsi teknologi Denmark untuk meredakan stres ibu hamil dalam proses persalinan.

Ini akan mengurangi beban kerja perawat dan mengatasi kepadatan di ruang gawat darurat.

Sistem Da Vinci CGMH menetapkan standar baru untuk operasi robotik yang mahir.

Teknologi bedah robotik telah memungkinkan rumah sakit Taiwan ini untuk mengeluarkan keajaiban bedah Da Vinci, memperoleh HIMSS 7, dan memimpin masa depan perawatan pasien yang cerdas.

Sistem AI auto-contouring di rumah sakit Taiwan yang mempercepat radioterapi awal untuk tumor.

Sistem AI Far Eastern Memorial Hospital (FEMH) di Taiwan dapat menghemat 75% dari proses terapi.