KFSHRC Saudi bertumpu pada inovasi untuk mentransformasi layanan kesehatan
Rumah sakit ini mempercepat adopsi teknologi baru untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global di bidang kedokteran.
King Faisal Specialist Hospital and Research Centre (KFSHRC) memanfaatkan AI dan robotika untuk memperkuat posisinya sebagai rumah sakit inovatif terkemuka di Arab Saudi.
Mengintegrasikan AI dan robotika dalam prosedur medis, meningkatkan catatan kesehatan elektronik untuk memberikan wawasan prediktif, serta menggunakan teknologi untuk memaksimalkan efisiensi sumber daya sangat penting untuk tetap unggul, kata Björn Zoéga, deputy CEO baru KFSHRC kepada Healthcare Asia.
"Dalam peran saya sebelumnya di Karolinska, saya menyaksikan kekuatan menciptakan lingkungan yang berfokus pada inovasi dalam mendorong kemajuan transformatif," katanya, mengenang pengalamannya sebagai direktur rumah sakit Karolinska University Hospital di Swedia pada 2019-2024.
Tahun lalu, rumah sakit yang berbasis di Riyadh ini melakukan transplantasi hati donor hidup berbasis robot sepenuhnya pertama di dunia, ujar Zoéga. Ini menegaskan potensi teknologi untuk meminimalkan risiko komplikasi dan memperpendek waktu pemulihan.
Dia juga menyebut rumah sakit telah melakukan lima penggantian katup paru menggunakan prosedur Harmony Transcatheter Pulmonary Valve (TPV), yang menjadi alternatif dari bedah jantung terbuka tradisional.
Zoéga menambahkan bahwa Capacity Command Centre berbasis AI di rumah sakit tersebut telah memangkas waktu tunggu pasien dari 32 jam menjadi hanya 6 jam.
“Secara paralel, kami akan fokus pada layanan kesehatan berbasis nilai, berpindah dari model layanan berbasis volume ke model yang menekankan hasil pasien dan efektivitas biaya,” katanya seraya menambahkan keselamatan pasien dan kualitas perawatan tetap menjadi prioritas.
Namun, Zoéga menyoroti inisiatif yang dilaksanakan selama 90 hari pertamanya sebagai deputy CEO untuk memimpin gelombang transformasi.
“Dalam 90 hari pertama saya di KFSHRC, saya fokus pada peningkatan efisiensi di berbagai lini, termasuk memahami perjalanan pasien saat ini dan menemukan cara untuk meningkatkannya,” katanya.
Dia juga berjanji untuk memprioritaskan optimalisasi biaya dan mengalokasikan kembali sumber daya ke arah perawatan langsung pasien. Rumah sakit ini berupaya meningkatkan kualitas perawatan dan moral staf dengan meminimalkan peran administratif dan memperluas posisi spesialis.
“Lingkungan layanan kesehatan KFSHRC berkembang menjadi lebih efisien, responsif, dan penuh belas kasih,” tambah Zoéga.
Didirikan pada 1975, KFSHRC adalah rumah sakit dan pusat yang mengutamakan penelitian serta pendidikan untuk kemajuan kesehatan. Zoéga ingin rumah sakit ini dilihat sebagai pemimpin global di bidang kedokteran.
Untuk mencapainya, rumah sakit ini memperkenalkan program pelatihan inovasi dan akan memperluas rangkaian akreditasi internasionalnya untuk menjaga standar pendidikan tetap tinggi. "Begitu pula, kami akan memanfaatkan kolaborasi internasional untuk meningkatkan kemampuan penelitian kami dan menarik talenta kelas atas," katanya.
KFSHRC merekrut profesional papan atas untuk meningkatkan penelitian dan keahlian klinisnya, kata Zoéga. Baru-baru ini, rumah sakit tersebut merekrut Jackie Ying, seorang ilmuwan nanoteknologi Amerika yang sebelumnya bekerja di Singapura.
Deputy CEO tersebut juga mengungkapkan pentingnya pengembangan profesional berkelanjutan, pembangunan kapasitas, dan pelatihan kepemimpinan bagi staf rumah sakit agar mereka selalu memberikan pelayanan yang berkualitas.
KFSHRC juga berusaha memperkuat pariwisata medis. "Kami berkomitmen untuk memperluas kemampuan pariwisata medis dengan memanfaatkan keahlian kami di bidang kardiologi, transplantasi organ, ilmu saraf, dan onkologi," tambahnya.