Vaksinasi di Asia melambat karena menghadapi kendala pasokan | Healthcare Asia Magazine
, APAC
148 views

Vaksinasi di Asia melambat karena menghadapi kendala pasokan

Di Asia, baru 24,43% dari populasi yang telah sepenuhnya divaksinasi.

Pada awal pandemi, masyarakat terus-menerus diingatkan untuk mengikuti protokol keselamatan untuk melindungi diri dari infeksi COVID-19. Sekarang, vaksin telah dikembangkan dan tengah diluncurkan. Sementara tidak ada vaksin yang 100% protektif, World Health Organization (WHO) mengatakan vaksin yang disetujui memberikan "tingkat perlindungan yang tinggi" terhadap sakit parah dan kematian akibat virus.

Menurut Our World in Data, 4,59 miliar dosis telah diberikan secara global, dengan 31,2% populasi dunia telah menerima setidaknya satu dosis dan 23,5% sepenuhnya divaksinasi, pada 14 Agustus.

Sayangnya, di Asia, hanya 24,43% dari populasi telah sepenuhnya divaksinasi dan 7,2% telah divaksinasi dosis pertama, menurut Our World in Data. Angka ini rendah jika dibandingkan dengan 43,68% yang sepenuhnya divaksinasi di Eropa dan 7,8% divaksinasi dosis pertama, sementara 40% telah sepenuhnya divaksinasi di Amerika Utara dan 12% telah divaksinasi dosis pertama.

“Sejauh ini, vaksinasi di Asia mengalami kemajuan yang relatif lambat dibandingkan dengan Uni Eropa dan AS dikarenakan populasi yang harus dicakup. Pemerintah di berbagai negara berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan peluncuran vaksinasi, tetapi kendala pasokan dapat membatasi upaya mereka,” kata Khadayate Prashant, kepala praktik Farmasi di GlobalData.

Tantangan peluncuran

Sakshi Sikka, senior pharmaceuticals and healthcare analyst di Fitch Solutions, juga menyoroti masalah pasokan sebagai salah satu pendorong utama laju vaksinasi yang lambat di Asia. “Hal ini juga sebagian dikarenakan ukuran populasi sebagian besar negara."

"Banyak pasar Asia terus tertinggal dari tingkat vaksinasi rata-rata dunia dan sekarang menghadapi masalah pasokan vaksin karena India, produsen global terbesar ketiga, telah menghentikan ekspor," katanya. “Cina dan India menjalankan penyaluran vaksinasi terbesar di dunia. Meskipun awalnya, program vaksinasi Cina dan India memiliki perkembangan yang lebih lambat daripada di AS dan EU."

Negara-negara yang lebih kaya, seperti Jepang dan Korea Selatan, juga mengalami vaksinasi yang lambat terutama karena masalah pasokan dan tantangan tenaga kerja, katanya.

Khadayate juga mengatakan bahwa berdasarkan pedoman COVID-19 GlobalData, EU memimpin secara global berdasarkan total volume kontrak vaksin, diikuti oleh AS, yang menunjukkan bahwa wilayah-wilayah ini telah menyimpan sebagian besar pasokan vaksin.

Ada kebutuhan untuk memenuhi kesenjangan antara pasokan dan permintaan karena banyak negara maju masih berjuang untuk memenuhi permintaan di negara mereka.

Menurut laporan Fitch Solution yang diterbitkan pada bulan Mei, hanya Singapura, Bhutan, dan Mongolia yang akan melakukan vaksinasi pada populasi yang diprioritaskan, petugas kesehatan garis depan, orang-orang berusia 65 tahun ke atas, dan mereka yang memiliki kondisi penyakit bawaan pada akhir Juni .

Australia, Brunei, Kamboja, Cina, Hong Kong, India, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Thailand terlihat memvaksinasi populasi prioritas mereka pada akhir September 2021. Bangladesh, Indonesia, Laos, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Taiwan, dan Vietnam diperkirakan akan memvaksinasi kelompok prioritas mereka pada akhir Februari 2022.

Sementara itu, di Myanmar, merupakan wilayah di mana program vaksinasi dipengaruhi oleh situasi politik di negara itu. Mereka akan memvaksinasi populasi prioritasnya pada akhir 2022, menurut laporan tersebut.

Fitch juga mengatakan bahwa beberapa pasar di kawasan Asia Pasifik sangat bergantung pada pasokan vaksin dari fasilitas COVAX, yang dipimpin bersama oleh WHO, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations, dan Gavi memastikan akses "adil dan merata" untuk setiap negara. Dikatakan bahwa ini mungkin dipengaruhi oleh pembatasan ekspor dari India di mana Serum Institute India, salah satu pemasok COVAX, berada.

WHO mengatakan sebelumnya bahwa kekebalan kelompok atau kekebalan populasi dapat dicapai jika terdapat "proporsi substansial" dari suatu populasi akan divaksinasi yang mana menurunkan jumlah virus yang menyebar ke seluruh populasi. Dikatakan bahwa hal ini bervariasi per penyakit, dengan persyaratan 95% untuk campak dan 80% untuk polio.

Laporan Moody's Analytics pada bulan Juli mengatakan hanya Singapura yang mendekati kekebalan kelompok dengan tepat di atas 50% dari populasinya, mendekati situasi di AS dan Eropa, di mana “setidaknya di banyak pusat populasi besar mereka, menjadi mungkin untuk hidup dengan COVID -19 sebagai penyakit endemik."

Moody mengatakan Kamboja, Hong Kong, dan Jepang berada di atas 25% dan ada juga percepatan vaksinasi di sekitar APAC, terutama di Cina, Jepang, Kamboja, Malaysia, dan Indonesia.

Vaksinasi Korea melambat, sementara itu India berjuang untuk mempercepatnya. Negara-negara seperti Indonesia, Filipina, dan Thailand mengalami tantangan dalam memperoleh pasokan yang cukup tetapi diharapkan mencapai kekebalan pada tahun 2023. "Sebagian besar wilayah akan mencapai titik ini sekitar tahun depan," katanya.

Menurut Ministry of Health Singapore, 75% populasi telah menyelesaikan pelaksanaan penuh vaksin COVID-19 dan 81% menerima setidaknya satu dosis pada 13 Agustus.

WHO juga mengatakan bahwa sementara beberapa varian virus memiliki sedikit dampak pada kemampuan vaksin, vaksin “kemungkinan tetap efektif” melawan mereka karena respons imun yang luas yang ditimbulkannya. Dikatakan bahwa mereka terus meninjau bukti dan memperbarui panduannya tentang vaksin.

Lembaga kesehatan dan rumah sakit telah berada di garis depan dalam menangani kasus COVID-19 dari mulai pengujian, isolasi dan perawatan. Tetapi mereka juga terlibat dalam program vaksinasi nasional masing-masing, dari pemberian vaksin hingga memimpin dalam mendidik masyarakat tentang vaksinasi.

Fullerton Health, yang hadir di sembilan pasar di Asia Pasifik dan memiliki lebih dari 500 fasilitas, menyebutkan bahwa "mengelola harapan di lapangan pada kemampuan vaksin" sebagai salah satu tantangan, kata CEO Grup Ho Kuen Loon.

Ho mengatakan ada juga tantangan dalam logistik untuk menyimpan vaksin, karena beberapa lokasi yang mereka kirim tidak memiliki AC, dan manajemen kerumunan sebagai pusat vaksinasi masal yang melayani hingga 4.000 orang per hari juga menjadi tantangan dalam peluncuran vaksin.

"Semua tantangan ini diselesaikan melalui kemitraan dengan para pemimpin industri lainnya, seperti perusahaan farmasi, ruang atau tempat pendinginan, pengelola acara, organisasi masyarakat, dan, yang paling penting, lembaga pemerintah," katanya.

Mohamed Sahriff, Assistant Director of Medical and Business Development Global Doctors Group di Malaysia, mengatakan bahwa ada tantangan yang timbul dari populasi yang tidak mengerti teknologi dalam menggunakan aplikasi digital untuk pelacakan kontak, informasi dan vaksinasi terkait COVID-19 dan dalam menjangkau orang-orang di daerah pedesaan, katanya.

Ada juga orang-orang yang enggan mendapatkan vaksin yang dilihat Global Doctors Hospital dapat diatasi dengan kesadaran dan informasi yang tepat.

Jefferies mengatakan para ahli yang mereka ajak berbincang mengatakan virus SARS-COV-2 “kemungkinan akan bersama kita selama beberapa waktu,” Katanya dalam laporan pada bulan Juli, dan kesudahannya bukanlah ketika virus menghilang, “Tetapi definisi yang lebih baik mungkin ketika kematian akibat COVID-19 mulai menyerupai influenza pada tahun tertentu."

"Ketika itu terjadi, kami akan berpindah kembali ke apa yang oleh beberapa orang disebut 'normal', meskipun dengan tindakan kesehatan pada masyarakat tetap masih ada," katanya, seraya menambahkan bahwa pemantauan, potensi vaksinasi ulang dan isolasi kasus masih diperlukan untuk mengendalikan risiko bahkan ketika kekebalan kelompok tercapai.

Juga dicatat bahwa penyebaran cepat varian yang lebih menular adalah "pengingat nyata" untuk tempat-tempat yang menggunakan "strategi COVID eliminasi atau nol" bahwa pembatasan akan batas dan pergerakan sosial mungkin bukan pengganti untuk program vaksinasi masal.

Dikatakan bahwa negara-negara yang memimpin dalam hal tingkat vaksinasi telah melihat penurunan secara signifikan dalam kasus kematian dan rawat inap.

Keraguan akan vaksin

Keragu-raguan vaksin tidak menjadi masalah bagi sebagian besar orang tetapi masih ada di antara beberapa orang karena kurangnya kepercayaan pada efektivitas vaksin, kata Khadayate. Dia mengatakan bahwa ini bisa diatasi dengan pendidikan yang tepat dan dengan pemerintah dan rumah sakit berfokus pada kesadaran masyarakat terhadap vaksin COVID-19.

"Informasi yang jelas dan konsisten adalah kunci dalam meningkatkan program vaksinasi,” kata Steve Cochrane,  Chief APAC Economist di Moody's Analytics, sembari menambahkan bahwa implementasi yang konsisten di semua negara serta mempekerjakan cukup banyak petugas kesehatan juga sangat penting.

Lau Beng Long, Managing Director dari Sunway Healthcare Group (SHG) di Malaysia, juga mencatat bahwa kesadaran dan pendidikan berkelanjutan tentang vaksin lebih penting. Dia mengatakan kelompok itu telah memprakarsai "Vaksin Penting," yang merupakan serangkaian pesan pendidikan yang menghilangkan mitos tentang vaksin.

Sahriff mengatakan Global Doctors Hospital sedang melakukan inisiatif dalam mempromosikan kepercayaan terhadap efektivitas dan keamanan vaksin. “Mengakui bahwa kampanye vaksinasi sebesar yang dibutuhkan belum pernah terjadi sebelumnya, tindakan oleh rumah sakit swasta untuk mendapatkan kepercayaan akan sangat penting untuk keberhasilan proses peluncuran vaksinasi, dan untuk munculnya masyarakat yang lebih tangguh setelah krisis."

Khadayate juga mengatakan bahwa rumah sakit juga menerbitkan studi dengan statistik tentang manfaat vaksin untuk petugas kesehatan yang dapat membantu meningkatkan kepercayaan terhadap vaksin. Mereka juga dapat memberikan insentif bagi mereka yang divaksinasi, yang mungkin saja tidak menjadi "penggerak utama" karena tetap adanya suatu kepentingan untuk mendidik masyarakat tentang manfaatnya.

“Kebingungan terkait vaksinasi COVID-19 mereka semakin meningkat karena orang yang divaksinasi masih menjadi positif dan menjadi kritis dan mati dalam beberapa kasus bahkan setelah vaksinasi lengkap. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjalankan inisiatif pendidikan yang menginformasikan kepada publik tentang kecemasan terkait vaksin dan menanamkan kepercayaan diri untuk vaksinasi COVID-19,” katanya.

Peran rumah sakit, lembaga kesehatan

Khadayate mengatakan rumah sakit "secara aktif terlibat" dalam peluncuran vaksinasi, dengan banyak rumah sakit besar mendapatkan vaksin dari perusahaan farmasi dan bermitra dengan perusahaan untuk menjalankan vaksinasi di kantor dan mengadakan vaksinasi masal.

Lau dari Sunway Healthcare juga mengatakan kemitraan dengan sektor swasta seperti rumah sakit swasta dan  general practitioners (GP), dan organisasi non-pemerintah membantu mempercepat peluncuran vaksinasi. Dia mencatat bahwa Malaysia memiliki salah satu tingkat vaksinasi tercepat, memberikan lebih dari 500.000 dosis setiap hari.

“Sektor swasta memiliki peran penting untuk mendukung program vaksinasi negara dengan menyediakan manajemen klinis, misalnya; dokter, perawat dan apoteker untuk pemberian vaksin, konseling dan observasi pasca injeksi,” ujarnya. Lau mengatakan SHG adalah yang pertama di negara bagian Selangor yang melatih petugas kesehatan dalam mengelola vaksin COVID-19 dan menginjeksi petugas kesehatan di distrik tersebut selama implementasi Tahap 1 dari program vaksinasi di Malaysia. Hal tersebut mengkonversi pusat konvensi di rumah sakit andalannya Sunway Medical Center sebagai pusat vaksinasi pada akhir Februari.

Pusat medis kemudian ditunjuk untuk memvaksinasi warga senior dan Sunway Medical Center ditunjuk sebagai penyelenggara kesehatan dalam mengelola Sunway Pyramid Convention Center, memvaksinasi hingga 5.500 dosis setiap hari.

Dua anak perusahaannya, Sunway Medical Center Velocity dan Sunway Specialist Centre Damansara ditunjuk sebagai pusat vaksinasi. Pada 8 Agustus, empat pusat vaksinasi telah memberikan lebih dari 326.000 dosis.

Lau juga menekankan bahwa aksesibilitas merupakan sesuatu yang penting dalam menjangkau masyarakat untuk program vaksinasi, mencatat bahwa kemitraan publik dan swasta dalam peluncuran dapat membantu dalam mencapai kekebalan kawanan lebih cepat.

"Sumber daya dari rumah sakit swasta dan klinik dokter umum dapat membantu negara meningkatkan jumlah pusat vaksinasi publik," katanya. “Tim seluler dapat dibentuk untuk menjangkau lebih banyak komunitas pedesaan."

Fullerton Health mendukung rencana pemerintah masing-masing untuk program inokulasi, kata Ho sebagai Group CEO.

“Kami bekerja sangat erat dengan lembaga pemerintah untuk memungkinkan pengiriman layanan jarak jauh kepada masyarakat. Entah itu mengelola orang yang datang ke klinik kami untuk vaksinasi, atau mendirikan dan menjalankan pusat vaksinasi masal atau tim vaksinasi keliling yang masuk lebih dalam untuk menjangkau sebanyak mungkin orang,” katanya.

Di Singapura, Fullerton Health menjalankan 10 pusat vaksinasi utama dan 3 tim vaksinasi keliling yang memberikan 1,6 juta injeksi, sementara di Filipina, dia menjalankan lokasi vaksinasi drive-through dan lima lokasi lainnya pada pemerintah daerah.

Mereka juga memiliki 46 klinik GP yang memberikan vaksin COVID-19 di seluruh Australia sebagai bagian dari peluncuran vaksinasi nasional dan telah memberikan lebih dari 45.000 suntikan. Di Indonesia, Fullerton Health telah memperoleh lisensi untuk mengelola vaksin COVID-19, sambil menunggu alokasi vaksin pemerintah, meskipun diperkirakan akan dimulai pada kuartal keempat, kata Ho.

Sahriff dari Global Doctors mengatakan rumah sakit juga merupakan bagian dari National Immunisation Programme of Malaysia mulai Mei, di mana pemerintah mengizinkan rumah sakit swasta dan pusat medis menjadi pusat vaksinasi, di mana mereka saat ini mengelola 80 hingga 100 vaksin sehari untuk masyarakat umum .

Fasilitas perawatan utama mereka juga mengambil bagian dalam peluncuran vaksinasi dan diperuntukkan pekerja pabrik sebagai bagian dari National Immunisation Programme untuk Industri. Global Doctors telah memvaksinasi hampir 4.000 orang setiap hari sejak Juni, ucapnya.

"Kemampuan rumah sakit untuk lebih terlibat dalam proses peluncuran vaksinasi dapat mengurangi beberapa tantangan yang kita hadapi saat ini dan mempercepat proses vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok," katanya.

Manfaat untuk lembaga kesehatan

Rumah sakit dan lembaga kesehatan juga akan mendapat manfaat ketika cakupan vaksin mencapai mayoritas populasi karena kemungkinan kasus COVID-19 yang membutuhkan rawat inap akan berkurang.

“Sekalinya risiko akan COVID-19 menurun; rumah sakit akan melihat lebih banyak arus masuk pasien untuk konsultasi Rawat Jalan dan operasi elektif. Ini pada gilirannya akan mendorong pendapatan rumah sakit secara keseluruhan,” kata Khadayate.

Sikka dari Fitch Solutions mengatakan rumah sakit akan dapat fokus pada operasi dan program penyaringan yang ditunda karena pandemi.

Selama pandemi, Fullerton Health mengamati bahwa kedatangan pasien di klinik telah turun tetapi mereka melihat peningkatan permintaan untuk layanan pengujian dan vaksinasi oleh perusahaan dan pemerintah. Mereka juga mengadopsi layanan digital seperti Telemedicine.

“Integrasi kami yang mulus dengan layanan medis online dan offline akan membantu kami. Selain itu, pandemi telah menyebabkan banyak perusahaan besar mencari layanan konsultasi agar dapat mencakupkan kesehatan sebagai fungsi inti perusahaan. Kemampuan untuk memastikan operasinal secara normal berjalan dan menjaga karyawan mereka tetap aman, sangat penting di dunia pasca-pandemi,” katanya.

Lau dari SHG juga mengatakan bahwa kekebalan kelompok akan mengurangi jumlah infeksi dan kasus-kasus yang sakit kritis, memungkinkan sistem kesehatan dapat mengatasinya dan juga akan membantu mengurangi beban kerja dan tekanan pada sumber daya dan fasilitas perawatan kesehatan.

Peluncuran vaksin yang cepat akan dengan segera memulihkan ekonomi di Malaysia, kata Sahriff, sembari menambahkan bahwa itu akan menyebabkan orang menjadi lebih sadar akan kesehatan dan mencari pengobatan tanpa takut tertular gejala COVID-19 yang parah. Kebangkitan pariwisata medis  (medical tourism) juga diharapkan di seluruh wilayah Malaysia.

"Global Doctors Hospital juga percaya fasilitas kesehatan swasta akan memiliki peran besar dalam inisiatif perjalanan untuk menjaga infeksi COVID-19, terutama untuk turis domestik dan internasional," katanya.

Dampak ekonomi

Peluncuran vaksin juga penting dalam pemulihan ekonomi di Asia, kata Cochrane.

“Kunci pemulihan ekonomi adalah berakhirnya lockdown yang membatasi permintaan domestik, sekaligus untuk pasar ekspor. Tingkat vaksinasi yang tinggi meminimalkan tingkat keparahan infeksi COVID dan tingkat kematian, dan dengan demikian memungkinkan pembuatan kebijakan yang lebih ringan pada pembatasan pergerakan,” katanya.

Cochrane mengatakan bahwa ketika ditunjukkan bahwa tingkat vaksinasi menurunkan penularan virus, tingkat keparahan penyakit dan kematian, “kemudian lockdown, yang menghambat ekonomi, dapat dikurangi dan akhirnya dihilangkan."

Menurut laporan Moody, penyebaran varian Delta, yang lebih dapat ditularkan, mengganggu pemulihan ekonomi di Asia Tenggara karena hal ini mendorong pemerintah untuk memberlakukan lockdown dan pembatasan perjalanan.

Dengan adanya langkah-langkah social distancing yang lebih ketat di berbagai negara, meskipun tidak diagendakan untuk jangka waktu yang lama, dapat memperlambat pengeluaran domestik. “Prakiraan kami untuk kuartal ketiga di sebagian besar APAC direvisi lebih rendah, tetapi beberapa pemulihan diperkirakan pada kuartal keempat."

Moody juga mengatakan bahwa mencabut pembatasan pergerakan di Asia Pasifik dan membuka kembali ekonomi domestik bergantung pada vaksinasi.

“Meskipun ada usaha untuk menahan gelombang COVID-19 yang saat ini menciptakan risiko yang cukup besar, dengan asumsi bahwa ekonomi global terus mendukung perdagangan ekspor dan ekonomi domestik APAC dapat mengurangi pembatasan pergerakan saat ini, percepatan pada kuartal keempat akan memastikan pertumbuhan ekonomi yang positif untuk tahun 2021," ujarnya, sembari mencatat bahwa PDB Global tahun ini akan menjadi sekitar 5 hingga 5,5%, di atas tingkat pertumbuhan potensial 3% dikarenakan pulih dari resesi tahun lalu.

Moody's mengatakan ada tiga risiko terhadap prospek tahun 2022 dan 2023: yang pertama adalah pasokan vaksin yang tidak mencukupi, atau pemerintah dan sistem kesehatan masyarakat yang tidak mampu mengelola logistik program vaksinasi skala besar.

Risiko lain adalah waktu normalisasi kebijakan fiskal dan moneter, dan utang rumah tangga serta perusahaan "yang telah berada di bawah moratorium pembayaran utang sejak pandemi muncul" karena mereka mungkin berjuang untuk melakukan pembayaran dan mengurangi pengeluaran untuk barang dan pengeluaran ketika keringanan hutang berakhir .

"Tetapi jika ekonomi bekerja seperti yang diharapkan dan berakselerasi sekali lagi pada kuartal keempat dan memasuki tahun depan, risiko ini akan diminimalkan," katanya.

Follow the links for more news on

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

The Medical City membuka jalan bagi integrasi AI dalam layanan kesehatan lokal dan penelitian dengan Lunit

AI telah diintegrasikan ke dalam layanan mamografi dan rontgen dada di jaringan rumah sakit ini.

RUU data kesehatan Singapura mewajibkan pengaturan pemberian informasi

Untuk memastikan pengungkapan dan pemberian data, Kementerian Kesehatan dapat memberlakukan denda hingga $1 juta atas ketidakpatuhan.

Implantologi Digital, Jalan Dentway untuk pendarahan minimal dari operasi implan gigi

Rumah sakit gigi Taiwan menjamin pemulihan penuh dari prosedur tanpa jahitan dalam waktu seminggu atau dua minggu, bahkan untuk penderita diabetes.

China Medical University Hospital mengembangkan sistem AI yang telah menyelamatkan nyawa sebanyak 30% pasien

Salah satu platform AI mereka  adalah sistem triase yang dapat mengidentifikasi serangan jantung dalam waktu hampir 40 detik.

Rumah sakit TMU memperoleh kemajuan dengan DeepBrain-Cognito untuk mendeteksi risiko demensia secara dini

Sistem Layanan Kesehatan TMU mendefinisikan ulang rumah sakit pintar dengan perangkat lunak dan  terobosan AI.

Rumah sakit KMU mengadopsi teknologi Denmark untuk meredakan stres ibu hamil dalam proses persalinan.

Ini akan mengurangi beban kerja perawat dan mengatasi kepadatan di ruang gawat darurat.

Sistem Da Vinci CGMH menetapkan standar baru untuk operasi robotik yang mahir.

Teknologi bedah robotik telah memungkinkan rumah sakit Taiwan ini untuk mengeluarkan keajaiban bedah Da Vinci, memperoleh HIMSS 7, dan memimpin masa depan perawatan pasien yang cerdas.

Sistem AI auto-contouring di rumah sakit Taiwan yang mempercepat radioterapi awal untuk tumor.

Sistem AI Far Eastern Memorial Hospital (FEMH) di Taiwan dapat menghemat 75% dari proses terapi.