COVID-19 dampens Japan's pharma market | Healthcare Asia Magazine
, Japan

COVID-19 dampens Japan's pharma market

Reduced healthcare spending will affect multinationals' capabilities to launch new products.

Economic uncertainties brought on by the pandemic will reduce Japan government’s ability to increase spending on pharmaceuticals, a Fitch Solutions report has stated. Although the government released two large supplementary budgets for the country’s economic recovery, Fitch Solutions expects real GDP growth to contract by 5.2% this year.

As a result of Japan’s efforts to curb healthcare spending, bonded with the existing pricing regime, multinational pharmaceutical firms are expected to shy away from launching new products in the near term.

The report cited Astellas Pharma’s revenue in Japan, which came in at US$730m in Q2, down from US$920m in Q2 2019. AstraZeneca’s Q2 sales were also reported to be at $679m, seeing a 2% change in actual terms and 3% change in CER terms.

Other pharmaceutical companies like GlaxoSmithKline, Roche, and Sanofi have also experienced sales declines of 2%, 2%, and 13.3%, respectively, the report noted.
 

EMC Healthcare dan InterSystems akan meluncurkan sistem rekam medis elektronik canggih di Indonesia

Sistem ini dilengkapi dengan dokumentasi otomatis dan kode berbasis AI.

Rumah sakit swasta di Filipina diminta berhati-hati akan pengeluaran

Klaim layanan kesehatan di negara ini diperkirakan meningkat 21% tahun ini.

KTPH melacak pasien dan peralatan secara real-time

Rumah sakit milik negara Singapura ini juga berencana menggunakan gelang RFID pasif untuk melacak lokasi pasien.

Sistem otomatis mengangkut instrumen bedah di Singapura

Sistem ini mengirimkan instrumen siap pakai langsung ke meja operasi.

Island Hospital menggunakan rehabilitasi berbasis data untuk mempercepat pemulihan

Teknologi ini menyesuaikan latihan pasien dan memberikan feedback secara real-time.

Rumah Sakit didesak menutup kesenjangan dalam layanan kesehatan perempuan

Investasi yang lebih baik dalam kesehatan perempuan dapat meningkatkan perekonomian global sebesar USD 1 triliun per tahun pada 2040.

NUHCS melatih lebih banyak ahli bedah untuk implantasi katup jantung yang kurang invasif

TAVI menargetkan kondisi yang sering dimulai dengan murmur jantung.