Eleven countries sign Delhi Declaration to boost access to affordable healthcare | Healthcare Asia Magazine
, Singapore

Eleven countries sign Delhi Declaration to boost access to affordable healthcare

Healthcare costs have pushed 65 million people into poverty in SEA.

Eleven member countries of WHO South-East Asia Region have signed the Delhi Declaration, committing to make essential medicines, vaccines, diagnostics, and medical devices affordable and accessible to all.

Medical products are a major component of out-of-pocket healthcare spending which has pushed 65 million people into poverty in the WHO South-East Asia Region. The region is composed of Bangladesh, Bhutan, North Korea, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, and Timor-Leste.

The Delhi Declaration calls for allocation of sufficient financial resources by countries, as part of overall health financing strategies, to reduce out-of-pocket payments of families on essential medicines.

The declaration calls for strengthening national policies, regulation, supply chain management, and capacity to leverage intellectual property and trade for public health, to improve access to medicines and vaccines.

“With the Region emerging as a major manufacturer of essential medical products especially generic medicines, Member countries agreed to leverage this strength to improve accessibility and affordability both within the Region and beyond,” the WHO said in a statement.
 

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

Hong Kong mencari solusi atas kurangnya perawat

Kota ini harus meningkatkan kondisi kerja dan menawarkan gaji yang lebih baik bagi perawat.

Rawat jalan mengurangi tekanan pada rumah sakit di Singapura

Rawat inap lebih mahal karena adanya biaya kamar, perawatan, dan biaya lainnya.

Tantangan di panti jompo Singapura masih berlanjut

Layanan mereka bersifat rutin dan tidak dipersonalisasi, terutama karena keterbatasan sumber daya.

Rekam medis elektronik dengan AI semakin menjanjikan

Namun, teknologi ini juga berisiko terhadap serangan backdoor, posioning data, dan akses tidak sah.

Asia Tenggara masih kekurangan platform kesehatan terpadu

Ketiadaan ekosistem tunggal merugikan pasien.

Spine AI oleh NUH mempercepat deteksi masalah tulang belakang

Rumah sakit di Singapura itu memperkirakan lonjakan volume pemindaian seiring populasi yang menua.