Rumah Sakit Mayapada menerapkan AI untuk memajukan infrastruktur kesehatan Indonesia
Rumah sakit ini juga memanfaatkan sistem informasi canggih untuk meningkatkan pemeriksaan pasien.
Saat Indonesia menghadapi tantangan untuk membuat 87% rumah sakitnya mengimplementasikan rekam medis elektronik dalam layanan mereka, Mayapada Healthcare Group berupaya memimpin digitalisasi industri kesehatan dengan berinvestasi pada artificial intelligence (AI) dan hospital information system (HIS) yang canggih.
Apart from this, the hospital is also extending facilities of its Centre of Excellence services such as oncology and has started offering advanced radiotherapy facilities in its largest hospitals.
Healthcare Asia sat down with Navin Sonthalia, chief operating officer of Mayapada Healthcare Group and Chris Khang, president and CEO of GE HealthCare in ASEAN, Korea, and Australia and New Zealand to discuss how their partnership has helped shape healthcare infrastructure in Indonesia.
Bagaimana kondisi digital dan telehealth di RS Mayapada saat ini?
Navin Sonthalia (NS):
Kami adalah grup menengah di Indonesia dengan lima rumah sakit yang beroperasi yaitu Mayapada Hospital Tangerang, Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Mayapada Hospital Bogor BMC, Mayapada Hospital Kuningan, dan Mayapada Hospital Surabaya. Rumah sakit keenam kami akan dibuka pada kuartal pertama 2023.
Selama empat tahun terakhir, grup kami telah memperluas jejaknya secara signifikan di Indonesia. Pandemi COVID-19 telah meningkatkan pengenalan brand kami karena kami telah melakukan lebih dari 700.000 tes PCR dan merawat ribuan pasien sejak Juni 2020.
Pandemi meningkatkan penggunaan telehealth dan telemedicine, yang penting untuk kesinambungan perawatan meskipun ada disrupsi seperti lockdown. Namun, digitalisasi lebih dari sekedar telehealth dan telemedicine. Oleh karena itu, kami melihat adanya kebutuhan untuk mengadopsi sistem informasi rumah sakit yang lebih canggih dengan berbagai fitur plug-and-play.
Seberapa canggih HIS dalam meningkatkan operasional rumah sakit?
NS:
Hospital information system (HIS) yang canggih memanfaatkan berbagai teknologi termasuk Internet of Things (IoT) untuk menangkap kualitas dan volume data yang tinggi seperti catatan perawatan kesehatan individu pasien.
Fitur plug-and-play dari HIS canggih ini memungkinkan kami mengambil data di setiap langkah perjalanan pasien. Hal ini memungkinkan provider untuk meningkatkan pemberian obat dan perawatan yang presisi, yang meningkatkan hasil pemeriksaan pasien dan menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Apa kekuatan keunggulan klinis Mayapada dalam melayani pasien dan meningkatkan kesejahteraan staf?
NS:
COVID-19 telah merevolusi cara kami mengevaluasi, mendiagnosis, dan merawat pasien. Karena itu, kami mendirikan pusat keunggulan untuk berbagai bidang terapeutik seperti onkologi dan kardiologi.
Kami terus mengembangkannya di semua rumah sakit kami dan menyediakan perawatan end-to-end dari diagnostik hingga perawatan dan bahkan pasca perawatan.
Dengan diluncurkannya strategi ini, kami terus melihat peningkatan permintaan akan layanan kesehatan bahkan di fase pasca-COVID. Hal ini dapat terjadi karena tingkat kesadaran kesehatan yang lebih tinggi di kalangan masyarakat dan backlog dari beberapa opsi operasi dalam dua tahun terakhir.
Ceritakan lebih banyak tentang area perawatan spesialis onkologi rumah sakit. Bagaimana cara kerjanya?
NS:
Di pusat keunggulan kami, kami terus menghadirkan fasilitas baru untuk perawatan onkologi. Saat ini kami menempatkan fasilitas radioterapi canggih kami di dua rumah sakit terbesar kami di grup Mayapada Hospitals yaitu di Jakarta Selatan dan Tangerang.
Apa yang bisa kita harapkan dari Mayapada dalam tiga sampai lima tahun ke depan?
NS:
Fokus kami dalam tiga hingga lima tahun ke depan adalah AI dan diagnostik. GE HealthCare adalah salah satu penyedia layanan AI yang paling sesuai dengan kebutuhan kami.
GE menyimpan sejumlah besar data di database mereka dan dapat memberikan wawasan AI yang kaya.
Kami juga ingin menghadirkan peralatan canggih untuk dokter dan pasien serta sistem informasi rumah sakit yang canggih diperlukan untuk mewujudkannya.
Untuk GE HealthCare, bagaimana tren digitalisasi di Indonesia dan bagaimana rumah sakit Mayapada mengikuti tren tersebut?
Chris Khang (CK):
Indonesia mengadopsi pendekatan holistik karena sistem layanan kesehatannya mengalami transformasi digital.
Bagian dari pendekatan ini mencakup prakarsa yang didorong oleh pemerintah di mana Kementerian Kesehatan akan berfokus pada enam pilar transformasi layanan kesehatan. Pilar-pilar ini bertujuan untuk mengatasi berbagai masalah termasuk akses perawatan kesehatan, perawatan primer, dan pengobatan untuk berbagai bidang terapeutik seperti neurologi, kardiologi, dan onkologi.
Di GE HealthCare, kami memiliki visi dan strategi yang jelas untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam menangani area prioritasnya di enam pilar yang meliputi perawatan primer, ketahanan sistem kesehatan, pembiayaan kesehatan, perawatan sekunder, talenta kesehatan, dan teknologi kesehatan.
Inti dari visi dan strategi ini adalah memberdayakan individu untuk menjalani hidup sehat melalui perawatan proaktif dan personal dalam bentuk kesehatan presisi. Kesehatan presisi menggunakan perawatan medis yang diinformasikan oleh data untuk meningkatkan hasil pemeriksaan bagi pasien.
Teknologi digital dan AI adalah kunci untuk kesehatan yang presisi, dan elemen ini memainkan peran penting dalam mendorong transformasi layanan kesehatan di Indonesia. Penggunaan teknologi digital dan AI dapat memperluas akses ke daerah pedesaan dan daerah terpencil, serta memungkinkan diagnosis dan pengobatan yang akurat, khususnya di bidang neurologi dan kardiologi.
Kami memperluas kerja sama kami dengan pemerintah untuk mendukung mereka dalam penerapan digital berskala nasional. Kunci teknologi untuk proyek ini adalah platform Edison kami yaitu platform yang dikembangkan GE yang menggabungkan dan menghubungkan AI ke perangkat pintar lainnya. Saya yakin teknologi ini akan membantu Indonesia mencapai fase transformasi selanjutnya, khususnya dalam konteks AI dan transformasi digital.
Apakah Indonesia termasuk negata tertinggal atau maju dalam layanan kesehatan digital di kawasan Asia Tenggara?
CK:
Indonesia pastinya saat ini sedang dalam proses mewujudkan transformasi digital dalam sistem layanan kesehatan..
Kombinasi berbagai faktor termasuk pandemi COVID-19, dukungan dari sektor swasta seperti Mayapada Group, dan kemitraan publik-swasta telah melampaui transformasi kesehatan Indonesia. Kami melihat banyak minat untuk lebih meningkatkan infrastruktur kesehatan di Indonesia.
Negara ini berfokus pada penyediaan layanan kesehatan yang lebih baik untuk area terapeutik seperti kardiovaskular, neurologi, dan onkologi dan sedang membangun pusat perawatan di seluruh negeri.
Meskipun pandemi COVID-19 merupakan pengalaman yang menyakitkan bagi banyak orang, ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk bekerja sama dengan pemangku kepentingan swasta seperti Mayapada Group untuk mengubah sistem layanan kesehatannya secara digital.