3 cara AI akan menonjol dalam layanan kesehatan di 2023 | Healthcare Asia Magazine
, APAC
441 views

3 cara AI akan menonjol dalam layanan kesehatan di 2023

AI generatif  membantu menemukan diagnosis yang sesuai, menganalisis data medis yang besar, dan menyediakan komunikasi pada pasien yang lancar.

Saat mengetik gejala di Google untuk mencari kemungkinan kondisi kesehatan atau penyakit seseorang, itu selalu  hampir salah. Namun di 2023, para penyedia kesehatan akan mencoba menjembatani kesenjangan ini melalui AI generatif. Partner Boston Consulting Group (BCG), Anurag Agrawal, mengatakan penggunaan AI generatif akan menjadi salah satu tren kesehatan digital tahun ini.

Penggunaan pertama AI generatif adalah untuk meningkatkan komunikasi pasien dengan menghilangkan elemen manusia demi memangkas biaya dan meningkatkan respons cepat kepada pasien, kata Anurag.

Contohnya adalah penggunaan chatbots, yang dilakukan rumah sakit AS pada 2020 ketika jumlah pasien menumpuk. Untuk mengatasi kapasitas yang membuat  kewalahan, pasien diperkenalkan ke chatbot AI di mana mereka dapat dengan mudah mencatat gejala yang dialaminya.

Dengan AI generatif, mesin itu akan memiliki akses ke rekam medis dan data individu yang dipersonalisasi sehingga ketika pasien masuk ke sistem dan menjelaskan gejalanya, AI, dengan pengembangan yang baik, akan memandu pasien dengan tepat tentang apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.

“[AI mungkin bertanya] apakah ini kondisi serius [dan] apakah pasien perlu datang ke rumah sakit. Kalau tidak diperlukan, maka pasien bisa menelepon ke dokter,” kata Agrawal.

Bagi Tina Deng, principal medical devices di perusahaan analitik data GlobalData, AI seperti ChatGPT juga dapat digunakan untuk membantu dokter dalam tugas yang melelahkan seperti menulis surat pasien sehingga dokter dapat fokus berbicara dengan pasien.

AI juga dapat meninjau gejala pasien dan merekomendasikan diagnosis dan berbagai pilihan seperti pemeriksaan online atau kunjungan tatap muka dengan profesional kesehatan.

Aplikasi berikutnya untuk AI generatif adalah kemampuannya untuk mempelajari sejumlah besar data medis, kata Agrawal.

“AI generatif akan melihat data, mereka akan mengidentifikasi pola apa yang salah dengan pasien. Di rumah sakit dengan beberapa unit perawatan intensif, AI generatif akan membantu mereka bekerja sama untuk mengetahui jenis protokol apa yang perlu dikembangkan untuk merawat pasien dengan lebih baik dan meningkatkan hasil,” kata Agrawal.

Aplikasi ketiga membantu mengembangkan obat-obatan di bawah segmen farmasi di industri ilmu kehidupan, kata Agrawal. Saat menjangkau pasien yang cocok untuk uji klinis, AI generatif akan melakukannya untuk mereka.

“Bagian yang sangat penting adalah mengidentifikasi kandidat reseptor di mana produk farmasi akan menargetkan AI generatif dalam membantu melakukannya dengan sangat cepat. Kita sudah melihat vaksin COVID-19, vaksin mRNA dalam dua setengah tahun. Dengan semua ini, itu akan mulai terjadi lebih cepat lagi,” kata Agrawal.

Menurut GlobalData, pasar AI akan mencapai $383,3 miliar pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) 21% dari 2022 hingga 2030.

Prospek kesehatan digital

Saat menggunakan teknologi untuk memangkas biaya, Agrawal melihat lebih banyak tren digital yang dikembangkan selain penggunaan AI generatif. Implementasi teknologi virtual reality dan digital twin adalah beberapa tren baru yang dilihatnya untuk tahun ini.

Untuk digital twin, studi BCG 2023 menunjukkan bahwa teknologi tersebut akan membantu dalam uji klinis untuk mengurangi jumlah pasien dalam kelompok plasebo dan meningkatkan keragaman studi. Tujuannya mengurangi biaya perekrutan dan mempercepat waktu dalam mendapatkan persetujuan.

Karena mereka adalah representasi virtual dari pasien, kembar digital juga akan digunakan oleh para ilmuwan untuk memprediksi bagaimana pasien hidup dapat menanggapi pengobatan melalui penggunaan phenotyping mendalam, sembari mengumpulkan catatan kesehatan, data genomik, dan sumber data lainnya.

Dalam perkembangan realitas virtual, alat tersebut antara lain dapat digunakan untuk pelatihan medis dan kesehatan mental pasien.

“Ada banyak aplikasi yang saya lihat muncul dalam pelatihan medis, yang membantu seseorang memvisualisasikan anatomi medis, dengan cara yang tidak pernah terpikirkan oleh seseorang 10 hingga 15 tahun sebelumnya,dan ini  akan menjadi aplikasi yang sangat penting,” kata Agrawal.

“Demikian pula dengan komunikasi pasien, dengan realitas virtual, seseorang dapat membawa pasien melalui penyakitnya dengan cara yang tidak pernah mereka alami sebelumnya,” dia menambahkan.

Contoh teknologi realitas virtual adalah BehaVR dan OxfordVR, yang memberikan kebutuhan kesehatan perilaku berbasis bukti untuk pasien yang menderita penyakit mental. Yang lainnya adalah Mind-Easy, yang menawarkan cara mengelola gangguan psikologis yang lebih luas.

Secara keseluruhan, Agrawal melihat teknologi ini membantu pertumbuhan kesehatan digital, yang telah diserap secara besar-besaran karena pandemi COVID-19.

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

KFSHRC Saudi bertumpu pada inovasi untuk mentransformasi layanan kesehatan

Rumah sakit ini mempercepat adopsi teknologi baru untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global di bidang kedokteran.

Angkor Hospital merencanakan pusat trauma untuk anak-anak

Fasilitas ini akan memiliki ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, dan bangsal bedah.

Bali International Hospital dan HK Asia Medical mendirikan pusat jantung baru

Fasilitas ini akan menawarkan diagnostik, operasi invasif minimal, dan perawatan pasca operasi.

Pasar pencitraan medis Indonesia diproyeksikan tumbuh 6,12% CAGR hingga 2030

Salah satu pendorong utama adalah peningkatan inisiatif yang dipimpin pemerintah.

Rumah Sakit Pusat Kamboja beralih ke adopsi teknologi untuk meningkatkan layanan jantung

Salah satu teknologi kunci mereka adalah mesin ECMO untuk mendukung hidup yang berkepanjangan dalam kondisi kritis.

Ekspor farmasi Indonesia diperkirakan tumbuh 7,7% CAGR hingga 2028

Berkat upaya pemerintah dan aturan investasi baru untuk meningkatkan produksi domestik.

Jepang dan Indonesia tandatangani MoU untuk pelatihan perawat dan pekerja perawatan

Kemitraan ini bertujuan membimbing tenaga kesehatan Indonesia agar memenuhi standar tenaga kerja profesional Jepang.

Pusat gigi nasional Singapura berada di garda terdepan layanan gigi digital

Teknologi pemindaian intraoralnya menggantikan metode pencetakan gigi tradisional.

Inovasi medis global dan solusi berbasis AI menjadi sorotan

Medical Taiwan 2024 menghadirkan 280 peserta dari 10 negara dan mendorong integrasi teknologi dalam layanan kesehatan.