APAC patient care faces hurdles amidst staff shortages and financial woes | Healthcare Asia Magazine
, APAC
Photo from Envato

APAC patient care faces hurdles amidst staff shortages and financial woes

Healthcare leaders raise concerns about delivering timely and high-quality care.

Staff shortages and financial difficulties are significantly affecting patient care across the Asia Pacific (APAC) region, according to a Royal Philips survey.

More than half (71%) of the region’s healthcare leaders expressed concerns about patient care delays due to staffing challenges, whilst a majority (92%) reported that financial constraints are impeding their ability to provide timely and high-quality care.

As a response to financial pressures, 59% of the respondents are focusing on improving operational efficiency. 

This strategy is being adopted in several APAC countries, including Singapore (64%), Indonesia (57%), and Australia (56%).

Meanwhile, nearly half (45%) of organisations have implemented workflow optimisation measures to manage high patient volume and mitigate the impact of staff shortages.

Follow the link for more news on

EMC Healthcare dan InterSystems akan meluncurkan sistem rekam medis elektronik canggih di Indonesia

Sistem ini dilengkapi dengan dokumentasi otomatis dan kode berbasis AI.

Rumah sakit swasta di Filipina diminta berhati-hati akan pengeluaran

Klaim layanan kesehatan di negara ini diperkirakan meningkat 21% tahun ini.

KTPH melacak pasien dan peralatan secara real-time

Rumah sakit milik negara Singapura ini juga berencana menggunakan gelang RFID pasif untuk melacak lokasi pasien.

Sistem otomatis mengangkut instrumen bedah di Singapura

Sistem ini mengirimkan instrumen siap pakai langsung ke meja operasi.

Island Hospital menggunakan rehabilitasi berbasis data untuk mempercepat pemulihan

Teknologi ini menyesuaikan latihan pasien dan memberikan feedback secara real-time.

Rumah Sakit didesak menutup kesenjangan dalam layanan kesehatan perempuan

Investasi yang lebih baik dalam kesehatan perempuan dapat meningkatkan perekonomian global sebesar USD 1 triliun per tahun pada 2040.

NUHCS melatih lebih banyak ahli bedah untuk implantasi katup jantung yang kurang invasif

TAVI menargetkan kondisi yang sering dimulai dengan murmur jantung.